Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Februari 2011

Misteri Kutukan Superman

Ada beberapa pembaca yang meminta saya untuk menulis mengenai Urband Legend. Walaupun menarik, Urban Legend mungkin lebih didominasi mitos dibanding fakta kebenaran. Namun, untuk memenuhi permintaan itu, saya telah memilih satu kisah Urban Legend yang berkisar pada salah satu tokoh favorit saya, yaitu tentang kutukan di sekitar film Superman. Ingat, saya tidak menyajikan tulisan ini sebagai sebuah kebenaran yang harus dipercayai, melainkan hanya sebagai informasi "sekedar tahu".


Urban Legend adalah mitos atau legenda kontemporer yang seringkali dipercaya secara luas sebagai sebuah kebenaran. Kebanyakan Urban Legend berkaitan dengan misteri, horor, ketakutan, humor atau bahkan kisah moral. Urban Legend tidak selalu berarti kisah bohong, namun, sama seperti kisah yang disebarkan dari mulut ke mulut, Urban Legend juga sering dibesar-besarkan sehingga menjadi lebih sensasional. Di Indonesia, kisah yang bisa dianggap sebagai Urban Legend contohnya adalah rumah pondok indah, terowongan casblanca, rumah gurita di Bandung dan lain-lain.

Sebenarnya, selain kutukan Superman, ada banyak Urban Legend atau kepercayaan lain yang melibatkan kutukan. Contohnya adalah kutukan yang menimpa presiden Amerika Serikat sejak Abraham Lincoln sehingga setiap 20 tahun, presiden Amerika akan terbunuh atau meninggal pada saat masih menjabat (Dan ini benar-benar terjadi). Kutukan ini dipercaya berakhir pada masa Ronald Reagen.

Lalu ada lagi kutukan keluarga Kennedy, kutukan keluarga Bruce Lee, atau yang paling heboh belakangan ini, kutukan penerima Oscar yang konon setelah menerima Oscar akan mengalami perceraian.

Kutukan Superman adalah sebuah kepercayaan kalau suatu malapetaka akan menimpa orang-orang yang terlibat dalam karakter Superman yang disajikan berbagai media, terutama film.

Kutukan ini pada dasarnya berbunyi:
"Jika kamu berniat untuk memerankan manusia terkuat di dunia, maka kamu akan berakhir dengan kematian atau berada pada posisi yang terlemah."
Kutukan ini konon bermula dari pencipta karakter Superman sendiri, Jerry Siegel dan Joe Shuster.

Siegel dan Shuster
Siegel dan Shuster menciptakan tokoh Superman pada tahun 1938. Namun, pemegang hak cipta atas karakter itu adalah perusahaan tempat mereka bernaung, DC Comics. Pada tahun 1946, kedua orang tersebut menuntut DC Comics karena merasa diberi kompensasi yang kurang atas keberhasilan karakter itu. Pengadilan New York akhirnya memutuskan untuk memberikan penyelesaian maksimal $60.000 untuk masing-masing. Jumlah ini tentu saja sangat kecil dibanding jutaan dolar yang didapat dari Superman.



Usaha Siegel dan Shuster berlanjut hingga tahun 1975 ketika keduanya mengorganisir protes yang diikuti oleh penulis komik lainnya. DC Comics akhirnya setuju untuk membayar keduanya uang pensiun senilai $35.000 pertahun seumur hidup dan akan menyebut nama keduanya untuk setiap penggunaan karakter Superman.

Selain Superman, Siegel dan Shuster tidak pernah lagi menciptakan tokoh sekelas Superman. Ada yang mengatakan kalau keduanya marah dan mengutuk karakter itu karena ketidakadilan yang diterima.

Di bawah ini adalah para tokoh yang dianggap mengalami malapetakan karena kutukan Superman:

The Fleischer Brothers
Max dan David Fleischer adalah dua kakak beradik yang menciptakan studio Fleischer yang memproduksi film kartun Superman. Beberapa waktu setelah menayangkan film tersebut, Flescher bersaudara mulai bertengkar satu sama lain yang menyebabkan studio tersebut jatuh kedalam kesulitan keuangan sehingga terpaksa dijual ke Paramount Studio. David akhirnya bisa meneruskan karir sebagai penasehat spesial efek di Universal Studio, namun Max meninggal dalam kondisi melarat.

Kirk Alyn

Kirk Alyn memerankan Superman dalam dua film pada tahun 1940an. Setelah ia memerankan film itu, karir aktingnya tamat karena dianggap terlalu identik dengan tokoh Superman. Akhirnya ia pensiun dan pindah ke Arizona.

Ia muncul sebagai cameo dalam film Superman tahun 1978 sebagai ayah Lois Lane. Tahun 1999, ia meninggal dunia setelah terjangkit penyakit Alzhiemer.

George Reeves
Sebelum Christopher Reeve, pemeran Superman adalah George Reeves yang memerankan tokoh ini di film "Superman dan the Mole Man" pada tahun 1941.


Pada tanggal 16 Juni 1959, hanya beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Reeves ditemukan tewas akibat luka tembak di kepala. Sebuah pistol ditemukan didekatnya. Kematian itu disimpulkan sebagai bunuh diri.

Christopher Reeve
Christopher Reeve memerankan Superman dalam film Superman: The Movie (1978), Superman II (1980), Superman III (1983) hingga Superman IV: The Quest for peace (1987).


Pada tanggal 27 Mei 1995, Reeve jatuh dari kudanya dan lumpuh dari leher ke bawah. Setelah peristiwa itu, Reeve menghabiskan hidupnya dengan kursi roda hingga meninggal pada 10 Oktober 2004 akibat gagal jantung.

Dua tahun setelah kematian Christopher, Istrinya, Dana Reeve, juga meninggal pada 6 Maret 2006 di usia 45 tahun akibat kanker paru-paru.

Margot Kidder
Margot Kidder adalah Lawan main Christopher Reeve yang memerankan tokoh sentral, Lois Lane. Setelah bermain di film itu, ia didiagnosa mengidap Bipolar Disorder.


Pada April 1996, ia menghilang selama beberapa hari dan ditemukan oleh polisi dalam kondisi paranoia dan delusi.

Marlon Brando
Marlon Brando adalah seorang aktor Holywood terkenal yang memerankan Jor-El, ayah biologis Clark Kent di film Superman: The Movie (1978). Marlon mengalami banyak tragedi dalam kehidupannya.


Pada Mei 1990, putra pertama Brando, Christian, menembak dan membunuh Dag Drollet, kekasih saudari tiri Christian, Cheyenne Brando, di rumahnya di Beverly Hills. Christian mengklaim kalau peristiwa itu adalah sebuah kecelakaan. Namun, pengadilan memutuskan 10 tahun penjara baginya. Christian meninggal 18 tahun kemudian pada usia 49 tahun.

Tahun 1995, Cheyenne yang masih depresi atas kematian Dag Drollet bunuh diri dengan menggantung diri. Usianya baru 25 tahun.

Marlon Brando sendiri mengalami hidup yang tak kalah susah. Karena banyaknya tragedi dalam kehidupannya, ia mulai mengasingkan diri dari gemerlap Holywood. Pada tanggal 1 Juli 2004, Brando meninggal pada usia 80 tahun karena pulmonary fibrosis. Ia juga diketahui mengidap kanker hati, gagal jantung dan diabetes yang menyebabkan ia hampir mengalami kebutaan.

Lee Quigley
Lee Quigley memerankan bayi Kal-El di film Superman Tahun 1978.

Ia meninggal pada bulan Maret 1991 di usia yang sangat muda, yaitu 14 tahun, karena menghirup gas aerosol yang berbahaya.

Richard Pryor

Richard Pryor memerankan salah satu tokoh jahat di film Superman III. Tiga tahun setelahnya, ia didiagnosa menderita multiple sclerosis. Ia meninggal pada 10 Desember 2005 karena gagal jantung.

Mariel Hemingway
Mariel Hemingway adalah salah satu artis yang turut bermain dalam film Superman IV: The Quest for Peace (1987). Pada 2 Juli 1996, kakak Mariel yang bernama Margaux ditemukan tewas karena overdosis. Ia berusia 41 tahun. Walaupun peristiwa itu dianggap sebagai bunuh diri, Mariel tidak mempercayainya.

Mark Pillow
Mark Pillow adalah aktor yang memerankan Nuclear Man di film Superman IV: The Quest For Peace (1987). Peran itu adalah debut pertamanya di dunia akting. Namun, setelah peran itu, karirnya tamat dan tidak pernah bermain film lagi.


Nasib mirip juga dialami John Haymes Newton, Gerard Christopher dan Stacy Haiduk yang bermain dalam seri Superboy antara 1988-1992.

Lex Luger

Lex Luger adalah seorang pegulat pro yang pernah muncul dalam sebuah peran di film New Superboy di tahun 2007. Ia kemudian mengalami kerusakan syaraf yang membuatnya lumpuh.

Lane Smith

Lane Smith memerankan Perry White, bos Clark Kent dan Lois Lane di film seri TV Lois and Clark. Belakangan, ia didiagnosa mengidap penyakit langka Lou Gehrig dan meninggal pada tanggal 13 Juni 2005.

Jeph Loeb
Jeph Loeb, penulis naskah seri TV Smallville, kehilangan putranya, Sam Loeb, karena kanker.

Mereka yang Lolos dari kutukan
Dan tentu saja, namanya juga Urban Legend, menarik, tapi tidak bisa dianggap sebagai sebuah kebenaran. Mereka yang menolak kepercayaan ini menyatakan kalau tokoh-tokoh yang pernah bersinggungan dengan Superman juga banyak yang mengalami peningkatan karir, seperti:

Gene Hackman yang memerankan Lex Luthor di Superman I, II dan IV mengalami kesuksesan karir yang luar biasa setelah film tersebut.

Terence Stamp yang memerankan Jenderal Zod di Superman I dan Superman II juga mengalami karir yang sukses.

Dean Cain yang memerankan Superman dalam film Lois and Clark juga mengalami peningkatan karir setelah perannya dalam film itu. Ia mendapatkan beberapa peran yang baik dalam film seri Frasier dan Law & Order.


Teri Hatcher yang menjadi Lois Lane di film seri TV Lois and Clark mengalami kesuksesan karir yang luar biasa setelah bermain dalam film itu. Bahkan Ia menerima penghargaan untuk perannya dalam film seri desperate housewives.

Untuk film Superman terakhir (Superman Returns), kita juga tidak mendengar adanya bencana yang menimpa Brandon Routh, Kate Bosworth dan Kevin Spacey.


Bahkan Brandon Routh telah menandatangani kontrak dengan Warner Bros untuk membuat sekuel film tersebut yang berjudul Superman Lives. Kedengarannya seperti sebuah karir yang bagus.

Atau, kita juga tidak mendengar adanya bencana yang menimpa pemeran utama dalam film seri Smallville seperti Tom Welling atau Kristin Kreuk.

Soal Tom Welling, ada yang menarik. Beberapa orang percaya ia lolos dari kutukan Superman karena di film seri Smallville, ia tidak mengenakan kostum Superman.


Malah jadi aneh, kalau kutukan menimpa seseorang karena memakai kostum Superman, mengapa Dean Cain atau Brandon Routh tidak mengalaminya?

Lalu, mengapa aktor lain yang tidak mengenakan kostum Superman seperti Margot Kidder atau Lee Quigley bisa kena dengan kutukan ini?

Bagaimana dengan ribuan orang lain yang turut serta dalam pembuatan film Superman sejak tahun 1940an hingga sekarang? Mengapa mereka tidak terkena kutukan?

Jika melihat dari faktor ini, maka saya rasa kutukan Superman mungkin hanya memiliki kombinasi kebetulan yang cukup baik untuk menjadikannya sebagai salah satu Urban Legend paling terkenal di dunia. Seperti yang saya katakan, informasi ini hanya untuk "sekedar tahu".

Kasus Mutilasi Ternak yang membingungkan

Pada pertengahan tahun 1970an, beberapa peternak di Amerika Utara mulai melaporkan mengenai tewasnya ternak-ternak mereka secara misterius dengan kondisi termutilasi. Kasus yang dikenal dengan nama Mutilasi ternak (Cattle mutilation) ini kemudian menarik perhatian Pemerintah Amerika sehingga FBI pun diminta turun tangan menyelidikinya.


(Warning: Tulisan ini mengandung foto-foto yang tidak enak dilihat)


Cattle mutilation
atau mutilasi ternak adalah sebuah istilah yang diberikan kepada peristiwa pembunuhan ternak-ternak di Amerika dan Eropa dengan kondisi termutilasi pada beberapa bagian anggota tubuhnya. Namun, yang menarik adalah, mutilasi ini dilakukan dengan presisi yang luar biasa sehingga sepertinya dilakukan langsung oleh seorang ahli bedah.

Selain mutilasi, karakteristik misterius lainnya yang juga sering terlihat pada bangkai ternak yang terbunuh adalah darahnya yang kering dan hilangnya organ-organ tubuh bagian dalam secara misterius.

Catatan Awal Mutilasi Ternak
Menurut catatan, kasus serupa mutilasi ternak sebenarnya telah terjadi di Inggris pada akhir abad ke-19. Namun, kasus ini mulai menarik perhatian ketika terjadi di Colorado, Amerika Serikat, pada tahun 1967.

Pada tanggal 7 September 1967, Agnes King dan putranya Harry menyadari kalau kuda mereka yang berusia tiga tahun bernama Snippy tidak kembali ke ranch seperti biasanya. Kuda itu hilang selama dua hari hingga ditemukan pada tanggal 9 September berikutnya.

Snippy ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan hilangnya kulit dan daging di bagian leher dan kepala sehingga memperlihatkan tulangnya yang berwarna putih. Potongan mutilasi itu terlihat begitu rapi dan bersih. Yang anehnya, tidak ada darah terlihat pada bangkai ataupun pada tanah di sekitarnya.

Snippy

Menurut Harry, mereka juga bisa mencium adanya bau obat-obatan yang kuat di tempat itu.

Hari berikutnya, Harry dan Agnes kembali ke lokasi penemuan bersama kakaknya Mr.Berle Lewis dan istri Mr.Lewis. Kali ini, Mereka menemukan sepotong kulit dan daging kuda di dekat situ. Ketika Mrs.Lewis menyentuhnya, daging kuda tersebut segera mengeluarkan cairan aneh berwarna hijau yang menyebabkan luka bakar pada tangan Mrs.Lewis.

Selain potongan kulit dan daging, mereka juga menemukan tanda berupa lubang tusukan di tanah membentuk lingkaran di sekitar lokasi penemuan bangkai Snippy yang meliputi area seluas 5.000 yard persegi.

Mrs.Lewis kemudian menghubungi United States Forest Service dan seorang ranger bernama Duane Martin segera dikirim untuk menyelidiki. Dengan menggunakan alat ukur Geiger, mr. Martin menemukan adanya peningkatan aktifitas radioaktif pada jarak sekitar dua blok dari lokasi. Namun, ia tidak bisa memastikan siapa pelaku mutilasi tersebut.

Kisah mengenai mutilasi Snippy ini kemudian diangkat oleh Associated Press pada tanggal 5 Oktober 1967 sehingga membuat fenomena ini mulai dikenal di seluruh Amerika.

Ketika kasus ini mulai terjadi di banyak peternakan di Amerika, seorang senator bernama Floyd K.Haskell kemudian menghubungi FBI meminta bantuan untuk menyelidiki fenomena ini. Jadi, FBI pun turun tangan menyelidiki kasus ini pada tahun 1979.

Pada pertengahan tahun 1970an, mutilasi ternak dilaporkan terjadi di 15 negara bagian dari Montana hingga Dakota Selatan. Dan pada tahun 1979, diperkirakan jumlah ternak yang termutilasi telah mencapai ribuan. Fenomena ini tidak berhenti pada tahun 1970an saja, namun terus berlanjut hingga sekarang.

Karakteristik Fisik Mutilasi

Pada umumnya, dalam banyak kasus, ternak mengalami mutilasi dalam berbagai bentuk seperti pencongkelan mata dan pembuangan organ seksual dengan presisi pemotongan yang rapi. Kadang organ-organ dalam dan organ lainnya seperti lidah dan telinga juga hilang.


Pada bagian tertentu di tubuh hewan ditemukan kerusakan yang tidak jelas penyebabnya. Lalu seringkali pada hewan-hewan tersebut tidak ditemukan darah yang tersisa, seakan-akan seseorang telah menyedotnya sampai habis. Kalaupun ada sisa darah, maka darah itu terlihat telah mengalami perubahan warna yang cukup aneh dan tidak membeku selama berhari-hari.


Yang cukup membingungkan adalah tidak ditemukannya tanda-tanda serangan oleh hewan lain ataupun tanda-tanda pergumulan di lokasi tersebut. Dalam beberapa kasus, di dalam tubuh bangkai biasanya ditemukan sejenis bahan kimia aneh yang tidak biasa ditemukan di hewan-hewan pada umumnya.


Hewan-hewan liar seperti serigala dan coyote juga menolak untuk memakan sisa bangkai ternak yang sudah mati tersebut.

Ternak yang terbunuh biasanya ditemukan di area sepi dimana tidak ada hewan, manusia atau jalan menuju lokasi itu. Tanah dimana hewan itu ditemukan terlihat seperti melesak ke dalam. Ini mengindikasikan kemungkinan kalau hewan itu dibuang dengan cara dijatuhkan dari atas. Di dekat lokasi penemuan bangkai, biasanya juga ditemukan adanya tanda atau lubang tusukan di tanah di sekeliling bangkai.

Apa yang menyebabkannya?
Pada tahun 1979, FBI memulai penyelidikan resmi setelah menerima tekanan dari berbagai pihak. Dari hasil penyelidikannya, FBI menyimpulkan kalau kasus-kasus mutilasi yang dilaporkan pada umumnya adalah akibat serangan hewan lainnya.

Namun mereka juga mengakui kalau pada bangkai-bangkai tersebut terdapat anomali yang tidak dapat dijelaskan. FBI tidak dapat menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas mutilasi-mutilasi ini.

Disamping penyelidikan yang dilakukan oleh FBI, tidak terhitung banyaknya teori dan usaha yang dilakukan oleh penyelidik independen untuk mengungkap kasus ini. Dari semua teori tersebut, ada empat teori yang paling sering disebut, yaitu:

1. Teori UFO
2. Teori Konspirasi pemerintah
3. Teori sekte sesat dan psikopat
4. Teori sebab-sebab alamiah.


Teori UFO
Teori ini pertama kali diajukan oleh Linda Moulton Howe pada tahun 1980 dalam film yang dibuatnya yang berjudul Strange Harvest. Awalnya, Howe percaya kalau mutilasi itu adalah hasil dari kegiatan rahasia pemerintah. Namun ketika ia mewawancarai para peternak, ia cukup kaget karena banyaknya saksi yang melaporkan melihat objek terbang tak dikenal sesaat sebelum kasus mutilasi terjadi. Jadi, ia menyimpulkan kalau mutilasi ternak mungkin adalah akibat eksperimen yang dilakukan para alien terhadap hewan.

Mike Freebury, seorang peneliti mutilasi ternak, juga yakin kalau UFO bertanggungjawab atas fenomena itu.
"Kami memang belum pernah menangkap pelakunya. Namun, kami sering melihat benda-benda terbang aneh di lokasi. Kami memiliki rekamannya. Kami juga telah melakukan analisis frame demi frame dan menemukan kalau objek aneh itu muncul hanya beberapa detik sebelum menghilang."
Teori Mike sepertinya mendapat dukungan dari banyak saksi mata yang mengaku melihat hewan-hewan ternak dibawa oleh objek terbang tidak dikenal.


Philip S Duke, seorang peneliti UFO lainnya, pada tahun 1999, pernah menyatakan kalau mutilasi ternak sebenarnya dilakukan oleh alien yang berniat menggunakan ternak untuk meneliti dan mengembangbiakkan virus HIV/AIDS. Namun, Duke tidak bisa memberikan dasar yang kuat atas hipotesanya.

Konspirasi Pemerintah

Pada tahun 1997, Charles T.Oliphant, menulis sebuah artikel yang menyebutkan kalau mutilasi ternak sebenarnya adalah hasil dari penelitian rahasia pemerintah mengenai penyakit ternak dan kemungkinan penularannya kepada manusia.

Oliphant percaya kalau badan pemerintah seperti CDC dan militer Amerika juga ikut terlibat. Salah satu argumennya adalah penemuan obat-obatan buatan manusia pada bangkai hewan yang termutilasi.
Teori lainnya yang masih berkaitan dengan konspirasi adalah banyaknya kasus mutilasi yang terjadi di dekat fasilitas nuklir pemerintah. Sebagian percaya kalau militer Amerika telah menculik ternak-ternak itu untuk mengukur kadar Radiasi di dalam tubuh mereka.

Apa buktinya?

Jika sebagian saksi sering melihat objek terbang tak dikenal di sekitar lokasi peristiwa, maka saksi lainnya melihat objek terbang yang sangat jelas, yaitu helikopter berwarna hitam tanpa tanda.

Helikopter hitam ini kadang terlihat terbang di atas peternakan sesaat sebelum kasus mutilasi ternak terjadi. Dan sebagian saksi pernah melihat jelas kalau helikopter tersebut berisi manusia, dengan kata lain, helikopter hitam itu adalah kendaraan rahasia militer Amerika.


Salah seorang pensiunan sherif dari Utah pernah mengatakan dalam sebuah wawancara:
"Setiap kali kami menerima laporan mengenai adanya helikopter hitam, satu atau dua hari kemudian, kami selalu menerima laporan dari para peternak mengenai adanya dua atau tiga sapi yang mati."
Laporan adanya keterlibatan helikopter ini mungkin bisa menjelaskan mengapa bangkai hewan termutilasi terlihat seperti dijatuhkan dari atas.

Apakah mungkin Helikopter hitam tidak bertanda sama dengan UFO versi Linda Moulton Howe?

Apakah mutilasi ternak adalah hasil pekerjaan Pemerintah Amerika Serikat? Tapi kalaupun iya, mengapa dirahasiakan?

Apakah pemerintah Amerika tidak sanggup membeli sapi-sapi tersebut dari para peternak?

Sekte Sesat dan Psikopat
Menurut teori ini, para pengikut sekte sesat pemuja setan mungkin telah memutilasi ternak sebagai bagian dari ritual pengorbanan mereka. Misalnya, pada September 1975, seorang saksi mata melihat adanya sekelompok orang bertudung hitam di Idaho. Keesokan harinya, beberapa ternak ditemukan tewas termutilasi.

Walaupun argumen ini cukup lemah, namun pada tahun 1970an, teori ini cukup populer karena di Amerika sedang terjadi kebangkitan sekte sesat dengan ritual pengorbanan hewan.

Selain karena sekte sesat, ada yang percaya kalau mutilasi ini mungkin dilakukan oleh mereka yang mengalami kelainan jiwa atau psikopat. Dalam dunia psikologi memang dikenal adanya kelainan dimana sang penderita bisa mencapai kepuasan dengan memutilasi hewan.

Umumnya kasus yang dicatat adalah penyerangan terhadap hewan piaraan, namun bukan mustahil kalau oknum seperti itu kemudian juga menyerang ternak dan memutilasi mereka.

Tapi teori ini mungkin tidak bisa menjelaskan mengapa potongan mutilasinya terlihat rapi seperti seorang ahli bedah.

Teori sebab-sebab alamiah
Dibanding teori lainnya, teori sebab alamiah adalah teori yang paling banyak diterima.

Banyak peneliti percaya kalau kematian ternak itu awalnya karena sebab alami, namun kemudian bangkainya dirusak oleh predator, parasit atau hewan pemakan bangkai lainnya.

Alasan mereka cukup masuk akal. Misalnya, Dehidrasi pada bangkai ternyata bisa menyebabkan beberapa kerusakan atau luka yang sama dengan yang ditemukan pada kasus mutilasi ternak.

Lalu, hilangnya organ-organ dalam secara misterius bisa diakibatkan karena dimakan oleh hewan-hewan kecil pemakan bangkai dan parasit yang masuk ke dalam tubuh bangkai lewat bagian kulit yang tipis.

Mata yang hilang juga bisa diakibatkan karena dimakan oleh serangga-serangga kecil atau burung tertentu seperti elang dan nasar yang memang biasa memakan mata hewan.

Sedangkan mengenai darah yang kering bisa dijelaskan karena darah bangkai berkumpul di tempat yang rendah di dalam tubuh sehingga berubah menjadi komponen-komponen organik dasar. Lagipula, darah tersebut juga bisa menjadi habis karena dimangsa oleh serangga atau mengering karena panas matahari.

Teori ini banyak mendapatkan peneguhan dari eksperimen-eksperimen yang dilakukan kemudian. Salah satunya yang dilakukan oleh kantor Sherif Washington County.

Dalam eksperimen itu, tubuh sapi yang sudah mati diletakkan di ladang terbuka dan dipantau selama 48 jam berikutnya. Dalam tempo 33 jam, sekelompok serangga dan hewan pemakan bangkai seperti elang telah datang dan memakan organ-organ tubuh sapi tersebut, seperti mata dan organ seksual. lalu bangkai sapi tersebut ternyata juga mengalami penggembungan yang kemudian menyebabkan adanya kerusakan seperti irisan berbentuk air mata di kulit sapi tersebut.

Irisan ini persis seperti irisan operasi yang rapi dan sesuai dengan karakteristik irisan yang ditemukan dalam banyak kasus mutilasi lainnya.

Walaupun telah diteguhkan dengan eksperimen,
teori ini cukup mendapatkan banyak bantahan, terutama dari para peternak yang merasa kalau ternak mereka yang termutilasi bukan ternak yang sakit dan karakteristik kematiannya banyak yang tidak sesuai dengan sebab alamiah.

Tapi paling tidak, teori ini mungkin bisa menjelaskan sebagian besar kasus mutilasi. Memang, dalam banyak kasus yang dilaporkan ternyata ditemukan kalau penyebab kematian ternak tersebut hanyalah kematian karena predator. Para peternak yang melihat ternaknya mati ternyata segera mengasosiasikannya dengan fenomena mutilasi ternak.

Tapi teori ini mungkin tidak bisa menjelaskan mengenai adanya helikopter hitam, bau obat-obatan pada bangkai, tanah yang melesak dan tanda berupa lubang tusukan di tanah.

Jadi, apa yang menyebabkan mutilasi ternak ini sebenarnya?

Jika FBI saja tidak bisa menyimpulkan secara pasti anomali-anomali yang terjadi pada bangkai, siapa lagi yang bisa?

Misteri Chase Vault - peti mati berpindah Barbados

Di Barbados, ada sebuah makam yang bernama Chase Vault. Makam ini tidak seperti makam biasa yang kita kenal. Bangunannya besar dan bisa memuat banyak peti mati di dalamnya. Namun, misterinya bukan disitu. Ada peristiwa aneh yang terjadi pada makam ini. Sepertinya, peti-peti mati yang ditaruh di dalamnya bisa berpindah dengan sendirinya.


Misteri ini dikenal dengan nama peti mati berpindah Barbados dan sudah menjadi subyek tulisan beberapa peneliti.

Kisahnya dimulai pada tahun 1724.

Pada tahun itu, seorang pria bernama James Elliot membangun sebuah makam bawah tanah yang besar. Pintu makam itu terbuat dari sebuah marmer besar yang berat dan dirancang dengan cara yang khusus. Saking beratnya batu itu, dibutuhkan sekitar 6-7 orang untuk menggesernya.

Chase Vault

Ketika makam itu ditutup, celah pada marmer besar itu akan disemen sehingga tidak gampang untuk dibuka. Jika suatu hari pintu makam itu hendak dibuka kembali untuk menguburkan seseorang, maka semen tersebut harus dikikis kembali. Setelah proses pemakaman selesai, marmer itu digeser dan harus disemen kembali.

Demikianlah makam itu dirancang sedemikian rupa.
Bagian Dalam Chase Vault

Walaupun telah bersusah payah membangunnya, Elliot tidak pernah dimakamkan di tempat itu. Tempat itu dibiarkan kosong hingga tanggal 31 Juli 1807 ketika Mrs.Thomasina Goddard dimakamkan di tempat itu. Jenazah Mrs.Goddard diletakkan di dalam sebuah peti mati kayu.

Pada tahun 1808, makam itu dibeli oleh keluarga Chase, salah satu keluarga yang kaya raya dan disegani di Barbados. Karena perubahan kepemilikan itu, makam itu itu kemudian diberi nama Chase Vault yang artinya Makam keluarga Chase.

Thomas Chase, pemimpin keluarga Chase, adalah salah seorang yang paling dibenci di Barbados. Menurut salah satu catatan di people's almanac:

"Kepala keluarga itu adalah seseorang yang memiliki tabiat yang jahat, ia begitu kejam terhadap budak-budaknya sehingga mereka sering mengancam akan membunuhnya."

Pada tanggal 22 Februari 1808, anak bungsu Thomas yang bernama Mary Ann Chase yang baru berusia 2 tahun meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke Chase Vault untuk dimakamkan.

Pintu makam itu dibuka, Peti mati Mary Ann yang terbuat dari timah yang berat kemudian dibawa masuk ke dalamnya dan ditaruh disamping peti mati Mrs.Goddard.

Pintu Chase Vault pun ditutup kembali dengan marmer besar itu dan disemen.

Setelah kematian Mary Ann, perlahan-lahan, Chase Vault mulai diisi oleh jenazah anggota keluarga Chase lainnya.

Pada tanggal 6 Juli 1812, hanya 5 tahun setelah kematian Mary Ann, Anak Thomas lainnya yang bernama Dorcas Chase, juga meninggal. Beberapa orang mengatakan kalau Dorcas telah bunuh diri dengan cara mogok makan karena depresi dengan ayahnya.

Mayat Dorcas dibawa ke Chase Vault dan peti matinya yang juga terbuat dari timah yang berat diletakkan di tempat itu bersama peti mati Mrs.Goddard dan Mary Ann.

Hanya beberapa minggu setelah penguburan Dorcas, Mr.Thomas Chase, sang kepala keluarga, meninggal dunia karena bunuh diri. Mayatnya ditaruh ke dalam peti timah seberat 108 kilogram dan dibawa ke Chase Vault.

Inilah awal dari misteri yang membingungkan.

Ketika pintu makam itu dibuka, para pengurus pemakaman kaget karena menemukan peti-peti mati yang sudah ada di dalamnya berada pada posisi yang tidak semestinya. Peti mati Mary Ann Chase telah bergeser ke sudut lainnya.

Anggota keluarga Chase yang melihat itu menjadi sangat marah dan mengira ada penjarah makam yang telah mengacaukan peti-peti mati itu. Namun, mereka tidak menemukan benda apapun yang hilang dari makam itu.

Peti mati Mary Ann kemudian dikembalikan ke posisi semula dan pintu Chase Vault kembali ditutup.

Tetapi, misteri itu tidak berakhir disini.

Pada tanggal 25 September 1816, empat tahun setelah pemakaman Thomas Chase, makam itu kembali dibuka. Kali ini untuk menampung jenazah Charles Brewster Ames yang berusia 11 tahun.

Sekali lagi, mereka menemukan semua peti mati telah berpindah tempat, termasuk peti mati Thomas Chase yang sangat berat. Satu-satunya peti mati yang tidak berubah posisi hanyalah peti mati kayu milik Mrs.Goddard.

Petugas pemakaman kemudian memerintahkan agar peti-peti mati itu dikembalikan ke posisinya yang semula. Saking beratnya peti mati Thomas Chase, dibutuhkan delapan pria untuk memperbaiki posisinya.

Pintu masuk Chase Vault kembali ditutup rapat.

52 hari kemudian, tepatnya tanggal 17 November 1816, pintu Chase Vault kembali dibuka. Kali ini untuk menerima jenazah Samuel Brewster Ames.

Sekali lagi, para pengurus pemakaman menemukan peti-peti mati di dalamnya telah berubah posisi. Dan sama seperti sebelumnya, peti mati kayu Mrs.Goddard adalah satu-satunya peti mati yang tidak berpindah tempat.

Jadi, untuk ketiga kalinya mereka mengembalikan semua peti mati itu kembali ke posisinya yang semula.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Juli 1819, makam itu kembali dibuka untuk menerima jenazah Thomasina Clark. Berbeda dengan peti mati sebelumnya, jenazah Clark ditaruh di dalam peti mati kayu.

Ketika pintu makam dibuka, mereka kembali menemukan peti-peti mati di dalamnya berada dalam posisi yang berantakan.

Empat kejadian misterius ini kemudian menarik perhatian gubernur Barbados, Lord Combermere, yang disebut-sebut turut menghadiri pemakaman Clark.

Sang Gubernur kemudian memerintahkan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap makam itu. Namun tidak ditemukan satupun tanda-tanda perusakan ataupun jalan rahasia menuju makam itu.

Jadi, peti-peti mati itu kembali disusun seperti semula.

Peti mati Mr.Goddard yang terbuat dari kayu telah mengalami lapuk yang luar biasa sehingga orang-orang mengikat peti itu dengan tali untuk mencegahnya lepas berantakan dan kemudian menaruhnya di sudut bersentuhan dengan dinding.

Setelah itu, pasir ditaburi ke lantai makam untuk mendeteksi adanya jejak kaki.

Lalu, pintu Chase Vault kembali ditutup. kali ini bukan hanya ditutup, Lord Combermere bahkan menyegel pintu makam itu dengan segel gubernur.

Tanggal 18 April 1820, delapan bulan setelah penguburan Thomasina Clark, Chase Vault kembali dibuka, bukan untuk menerima jenazah baru, melainkan untuk memenuhi permintaan Lord Combermere yang ingin tahu kondisi di dalam makam.

Ketika pintu makam dibuka, Sekali lagi, semua peti mati di dalamnya telah berpindah posisi. Dan sama seperti sebelum-sebelumnya, peti mati kayu Mrs.Goddard adalah satu-satunya yang tidak berpindah.
Posisi sebelum

Posisi setelah diperiksa

Tidak terlihat adanya jejak kaki di pasir di lantai makam.

Bagaimana peti-peti mati itu bisa berpindah?

Mereka yang memeriksanya tidak menemukan tanda-tanda kalau ini adalah ulah tangan manusia. mereka juga tidak menemukan adanya sisa-sisa genangan air atau banjir yang mungkin bisa menggeser peti-peti mati itu. Beberapa orang mengajukan kemungkinan gempa bumi, tetapi dalam rentang waktu itu, tidak terjadi gempa bumi di Barbados.

Karena penyelidikan yang dilakukan tidak membawa hasil apapun, keluarga Chase memutuskan untuk tidak menggunakan makam itu lagi. Chase Vault kemudian diabaikan begitu saja dan peti-peti mati yang ada di dalamnya dipindahkan dan dikuburkan di tempat lain.

Makam itu masih ada hingga sekarang dan dibiarkan kosong.

Kisah mengenai peti mati berpindah Barbados ini pertama kali dipublikasikan oleh Sir JE Alexander dalam bukunya yang berjudul "Transatlantic Sketches" yang terbit tahun 1833. Setelah itu, masih ada beberapa tulisan lagi yang menceritakan kisah mengenai misteri ini.

Pada Desember 1907, Andrew Lang, seorang peneliti kisah-kisah rakyat dari Inggris mencoba untuk meneliti kebenaran kisah ini. Ia menyusuri sejumlah dokumen yang berasal dari Barbados, termasuk catatan pemakaman dan surat kabar setempat.

Lang tidak bisa menemukan adanya berita mengenai fenomena ini di surat kabar ataupun catatan pemakaman pada waktu peristiwa ini disebut terjadi. Namun, ia menemukan ada satu catatan yang tidak dipublikasikan yang berasal dari Nathan Lucas yang mengaku menjadi saksi saat Chase Vault dibuka untuk terakhir kalinya pada tahun 1820.

Lang, tidak bisa memberikan kesimpulan pasti.

Usaha penelitian yang berikutnya datang dari penulis modern bernama Joe Nickell lewat bukunya "Barbados restless coffins laid to rest" yang terbit tahun 1982.

Nickell percaya kalau peristiwa peti mati berpindah itu sama sekali tidak pernah terjadi. Menurutnya, kisah ini hanyalah sebuah Masonic Hoax.

Maksudnya adalah, kisah ini hanya sebuah alegori yang berisi kisah mengenai ruang rahasia yang menurut teks Masonic merupakan misteri purba, simbol kematian dimana kebenaran Ilahi bisa ditemukan.

Nickell menghubungkan kisah peti mati berpindah dengan misteri harta karun pulau Oak yang juga dipercaya sebagai Masonic Hoax lainnya.

Sama seperti Alegori Masonic lainnya, kisah ini dipercaya hanya dibuat oleh para Mason sebagai sebuah kisah simbolis yang tidak pernah terjadi di dunia nyata dan hanya ditujukan sebagai pengajaran bagi para anggota Freemason lainnya.

Nickell juga mengutip bukti yang berasal dari perkataan Lucas:

"Aku sudah memeriksa seluruh dindingnya, lengkungannya dan setiap bagian dari Chase Vault dan menemukan kalau setiap bagian telah berusia tua dan mirip; dan seorang Tukang batu (Mason) di dekatku memukul setiap bagian bawah makam itu dengan palunya, dan ternyata semuanya padat."

Salah satu kutipan mengenai suara palu ini bisa ditemukan di Macoy's Illustrated History and Encyclopedia of Freemasonry dimana dikatakan kalau para Mason menghormati dentuman suara palu sang Master yang melambangkan otoritas.

Masih menurut Nickell, Penggunaan kata "Mason" untuk menyebut tukang batu oleh Lucas cukup menarik. Nickell menduga kalau Lucas sendiri adalah seorang Mason yang berpartisipasi dalam pembuatan alegori itu.

Nickell juga percaya kalau para Mason ternama lainnya ikut berpartisipasi dalam kisah alegori ini dan membantu menutup-nutupinya, seperti Sir Arthur Conan Doyle yang pernah membahas soal Chase Vault pada artikel tahun 1919 di surat kabar "The Strand". Dalam artikel itu, Doyle menggunakan kata "Effluvia" yang berarti kuburan.

Kata itu, umumnya hanya dimengerti oleh para Mason.

Teori Nickell dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai misteri ini.

Namun, luar biasanya, walaupun kisah ini dianggap sebagai hoax, misteri serupa disebut pernah terjadi di makam di Stanton, Suffolk, dan di pemakaman Lutherian di pulau kecil Oesel di laut Baltik. Kedua misteri tersebut sama-sama terjadi pada abad ke-19 dan sama-sama belum terpecahkan.

saturday, February 26, 2011 Benarkah ada monster di danau Windermere? Foto makhluk yang dianggap sebagai Bownessie muncul ke publik

Legenda Bownessie kembali muncul ke permukaan seiring dengan didapatkannya foto yang menunjukkan sebuah objek dengan empat punuk di danau Windermer.


Danau Windermere adalah danau alam terbesar di Inggris yang terletak di kota Bowness. Ia memiliki panjang 16 kilometer dengan lebar 1,5 kilometer. Kedalamannya adalah 66 meter. Mencari seekor monster pada danau sedalam itu memang bukan tugas yang mudah.

Namun, Tom Pickles, 24 tahun, seorang lulusan IT, berhasil mendapatkan foto yang mungkin menunjukkan makhluk misterius itu. Ia mengatakan kalau makhluk itu berukuran kira-kira sepanjang tiga mobil dideretkan.

"Sangat mengerikan sehingga kami memutuskan untuk segera kembali ke pantai." Katanya.

"Awalnya kami mengira kalau itu adalah seekor anjing. Namun kami melihat makhluk itu jauh lebih besar dan bergerak dengan sangat cepat, sekitar 16 km/jam. Setiap punuknya bergerak diiringi riakan air."

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penampakan Tom tercatat sebagai penampakan kedelapan makhluk yang disebut Bownessie ini.

Tom mengaku menyaksikan makhluk itu selama 20 detik. Saat itu kondisi danau sedikit berkabut. Ia menambahkan: "Saya bisa melihat kalau makhluk itu memiliki tubuh yang besar karena bayangannya."

"Kulitnya seperti anjing laut, tetapi bentuknya sangat tidak normal - yang pasti tidak seperti hewan manapun yang pernah kulihat sebelumnya."
Teman Tom yang saat itu bersamanya, Sarah Harrington, 23 tahun, berkata: "Bagi saya, makhluk itu terlihat seperti ular yang sangat besar. Ia membuat kami ketakutan."

"Aku hanya melihatnya untuk beberapa detik, namun yang ada di pikiranku adalah bagaimana kami bisa keluar dari danau itu secepatnya."

Tom dan Sarah adalah pasangan yang bekerja pada CapGemini, sebuah perusahaan IT di Shrewsbery. Mereka sedang berperahu di danau ketika melihat makhluk itu.

Foto yang diambil Tom sesuai dengan deskripsi penampakan tahun 2006 yang dilaporkan oleh jurnalis bernama Steve Burnip.

Steve mengaku senang karena akhirnya ada yang bisa mengkonfirmasi penampakannya. Katanya: "Saya tahu apa yang saya lihat dan itu sangat mengejutkan. Makhluk itu memang memiliki empat punuk. Apa yang saya lihat lima tahun yang lalu dengan makhluk di dalam foto ini memang sangat mirip."

Saksi lain yang pernah menyaksikan monster itu adalah pemilik hotel di Windermere, Thomas Noblett. Ia sedang berenang di danau itu ketika mengalami sesuatu yang aneh.

Thomas mengingat kembali kejadian waktu itu:

"Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh kakiku, rasanya seperti ikan yang besar. Lalu aku terangkat oleh ombak setinggi 3 meter. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi."

Di lain waktu, sekelompok tim pemburu monster sedang menjelajahi danau itu dengan peralatan sonar. Kemudian, mereka menemukan riak air sepanjang 14 meter, namun tidak bisa menemukan apapun pada layar sonar.

Lalu, pada tahun 2010, seorang kru televisi juga melihat dan merekam riak air misterius di danau itu. Tetapi tidak ada yang bisa memastikan apakah riak itu disebabkan oleh Bownessie atau bukan.


Seorang fotografer bernama Linden Adams, 35 tahun, juga pernah memotret objek gelap di dalam air. Adams sedang berjalan-jalan di tepi danau bersama istrinya ketika ia melihat objek gelap itu. Ia memperkirakan objek itu memiliki panjang sekitar 15 meter.

Jadi, foto yang didapat Tom Pickles adalah foto terbaru makhluk misterius itu. Menurut banyak orang, foto Tom adalah foto Bownessie yang terbaik yang pernah didapatkan.

Ketika dimintai pendapatnya, ahli fotografi dari Lancaster, David Farnell, mengatakan bahwa ia tidak bisa menyatakan dengan pasti kalau foto ini adalah sebuah hoax. Ia mengatakan kalau foto ini adalah foto Bownessie dengan kualitas terbaik yang pernah ia lihat.

Namun, ia juga mengekspresikan sedikit keraguan.

"Foto itu tidak terlihat seperti foto yang nyata karena diambil menggunakan ponsel. Ukuran filenya terlalu kecil sehingga sulit untuk menentukan apakah foto itu telah direkayasa atau tidak."

Paling tidak foto yang didapat Tom telah membangkitkan gairah para pemburu monster untuk kembali menjelajahi danau Windermer.

Namun, banyak juga yang skeptis. Misalnya
Dr.Ian Winfield, seorang ahli ekologi dari Universitas Lancaster. Menurutnya hewan dengan ukuran tiga mobil tidak akan bisa bertahan di danau Windermere.

"Ada kemungkinan kalau yang dilihat hanyalah seekor ikan lele besar dari Eropa Timur dan orang-orang telah salah menilai ukurannya."

Nigel Wilkinson, direktur Windermere Lake Cruises, juga setuju. Ia mengatakan kalau perusahaannya telah melayani turis-turis yang ingin menjelajahi danau Windermer selama lebih dari 100 tahun dan mereka belum pernah melihat ada satu hal pun yang aneh di danau itu.

"Kami telah mengangkut 1,3 juta orang - itu sama dengan 2,6 juta bola mata - dan tidak ada satupun dari mereka yang pernah menyinggung mengenai Bownessie."

Pernyataan ini cukup menarik karena umumnya perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata akan senang dengan publisitas seperti ini.

Ellis Butcher dari dewan pariwisata Cumbria mengatakan sesuatu yang senada dengan Mr.Wilkinson. Namun ia menanggapinya dengan sedikit lebih positif.

"Kenyataannya Windermere dan Bowness adalah tujuan wisata yang sangat populer dan kami tidak butuh tipu muslihat untuk menarik kunjungan wisatawan."

"Namun, ketika musim wisata sudah dimulai pada tahun ini, saya kira, industri pariwisata kita tidak akan dirugikan oleh berita semacam ini."